Entrepreneur Baja Mengharap Pemerintan Menambah Paket Import Baja Lapis

Produsen baja PT Sunrise Steel tahun ini mulai membuat pabrik untuk produk hulu yaitu baja canai dingin (cold-formed) di Mojokerto dengan kemampuan terpasang 200.000 ton/tahun untuk penuhi keperluan bahan baku produk hilir yaitu baja lapis mudah di Indonesia.

Presiden Direktur Sunrise Steel Henry Setiawan menjelaskan tempat pabrik baja canai dingin itu masih ada di satu lokasi dengan pabrik baja lapis punya Sunrise Steel jadi bentuk efisiensi produksi.

“Jadi kelak kami akan beli baja canai panas (hot-rolled), lalu diolah di pabrik baru jadi baja canai dingin, untuk lalu di jual ke Sunrise Steel untuk diproses jadi baja lapis, lalu disuplai ke anak usaha kami PT Kepuh Kencana Arum serta produsen yang lain untuk diproses jadi baja lapis mudah,” tuturnya, Senin (11/2/2019).

Ia menjelaskan keperluan baja lapis mudah di Indonesia masih lumayan tinggi, walau dalam 2-3 tahun paling akhir ini bidang property masih terlihat wait and see. Menurut dia pasar yang menyerap produk baja ringan yang umumnya digunakan untuk rangka atap/kuda-kuda rumah ini nyatanya semakin besar di bidang ritel atau end user.

“Jadi keperluan baja lapis mudah ini tidak berkaitan langsung dengan perkembangan bidang property baru, tetapi malah atap rumah-rumah warga sekarang mulai banyak ganti atap kayu yang telah lapuk dengan baja ringan. Hingga keperluan produk ini lebih didorong oleh jadwal pemeliharaan,” tuturnya.


Baca Artikel Lainnya : besi baja ringan


Tidak hanya akan membuat pabrik produk hulu, tahun ini Sunrise Steel telah mulai menjalankan line baja lapis ke-2 hingga dapat menghasilkan 2x lipat dari kemampuan awalnya yang cuma 260.000 ton/tahun.

“Mungkin persisnya kami akan menghasilkan baja lapis tahun ini totalnya 400.000 ton/tahun,” paparnya.

Henry yang adalah Wakil Ketua Indonesia Zinc Aluminium Steel Indusrty (IZASI) ini menjelaskan industri baja Tanah Air cukup optimis dengan usaha baja karena terdapatnya Ketentuan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 110 Tahun 2018 mengenai pengendalian produk baja import.

Sampai kini, sambungnya, Indonesia sudah digempur oleh produk baja lapis import yang harga nya begitu rendah dari produk lokal hingga mengacaukan harga produk baja dalam negeri. Murahnya produk baja import itu berlangsung sebab pengenaan bea masuk 0% serta mendapatkan tax stimulan dari pemerintah negara asal produk.

“Kami mengharap dengan permendag itu, industri baja kita dapat tumbuh semakin bagus , serta harga nya dapat terkoreksi naik sekurang-kurangnya setahap sampai 10% tergantung supply serta permintaan,” paparnya.

Henry memberikan tambahan, entrepreneur baja mengharap pemerintah atau Kemendag ke depan lebih dapat arif dalam memberi paket import produk baja lapis supaya tidak menggangu harga baja lapis mudah di pasar.

0コメント

  • 1000 / 1000